Sebagai orang tua, tentunya kita berupaya memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya agar ketika mereka dewasa kelak akan menjadi kebanggan keluarga. tetapi apakah hal yang kita berikan itu adalah hal yang tepat sebagai modal mereka di masa yang akan datang, atau justru sebaliknya malah menjerumuskan mereka ?
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan anak tumbuh menjadi sosok yang nakal pada usia tertentu yang pada awal mulanya mereka adalah anak yang baik. Beberapa faktor itu adalah:
- Memanjakan anak.
Saat masih balita, segala keinginan anak selalu dituruti, hal semacam ini sering terjadi khususnya bagi orang tua yang tidak tega melihat anaknya merengek sehingga lebih memilih untuk menuruti kemauan anak.
Dengan demikian secara tidak langsung orang tua telah mendidik anak menjadi anak yang manja. Hal ini pula yang membuat anak menjadi sosok yang nakal saat anak masuk usia pra sekolah. Biasanya mereka akan bersikeras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya tanpa memperhatikan kondisi orang tuanya pada saat itu.
- Pembiaran.
Orang tua tidak menegurnya bahkan cenderung tertawa saat anak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, hal ini sering terjadi pada keluarga yang orang tua yang kurang mengenyam pendidikan.
Dengan sikap orangtua yang
seperti itu, anak akan berasumsi bahwa apa yang mereka lakukan bukanmerupakan sebuah kekeliruan sehingga anak cenderung akan mengulangi perbuatannya itu hingga ia tumbuh dewasa yang membuat anak tumbuh jadi pribadi yang arogan dan tak mempunyai tata
krama.
- Kurangnya bimbingan Rohani.
Sebagai orang tua tentunya kita sadari bahwa agama adalah pegangan hidup yang membimbing kita menuju ke arah yang lebih baik. Menanamkan pengetahuan rohani kepada anak akan menjadikan ia menjadi pribadi yang stabil dan terarah.
- Bertengkar di hadapan anak.
Kebiasaan ini kerap kali dialami oleh orang tua yang kehidupan berumah tangganya kurang harmonis. Hal ini menyebebkan anak mempunyai persepsi yang salah sehingga menyebabkan anak protes terhadap perilaku orang tuanya. Jika kita perhatikan anak- anak
di seputar kita yang orang tuanya mempunyai kehidupan rumah tangga yang
kurang harmonis, cenderung lebih nakal.
- Pengaruh Media Massa dan Sosial Media.
Perkembangan teknologi membawa dampak yang beragam, dan tidak dapat dihindari anak juga akan terlibat dalam perkembangan teknologi seperti sosial media yang sangat sulit di filter.
Dibutuhkan bimbingan orangtua yang intensif, guru, tetangga, masyarakat dan juga pihak-pihak terkait agar anak bisa memahami mana-mana yang baik dan mana-mana yang tidak baik sehingga anak bisa menjaga dirinya sendiri dari serangan pengaruh negatif yang sangat sulit dibendung di era teknologi yang serba modern seperti sekarang ini.
- Pengaruh Pergaulan
Anak yang tadinya bersikap baik bisa berubah menjadi nakal ketika memilih teman yang salah. Salah memilih teman biasa disebut dengan istilah salah pergaulan. Oleh karena itu para orangtua harus selalu memantau pergaulan anak-anaknya agar tidak salah bergaul dengan anak-anak yang senang melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
- Memberi uang saku yang berlebihan.
Hal ini sering terjadi di kota-kota besar yang kedua orang tuanya sibuk akan pekerjaan dan karir mereka, yang berasumsi anak tidak memerlukan kasih sayang dengan tercukupinya fasilitas-fasilitas mewah yang sebenarnya tidak terlalu penting. Membiasakan anak dengan barang elegan malah akan membuat anak tumbuh menjadi sosok yang tidak mempunyai jiwa sosial dan tidak jarang dari mereka tumbuh menjadi anak yang nakal.
- Pubertas.
Seseorang akan mengalami puber antara usia 15 tahun sampai 19 tahun, anak-anak yang mengalami masa puber bisa berubah menjadi seolah-olah dia telah dewasa walaupun sebenarnya umurnya baru hitungan belasan tahun.
Pada masa itu (sering disebut masa transisi) anak cenderung bertindak seolah mereka telah dewasa, bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Pada fase ini mereka sedang berupaya mencari jati diri, sehingga apabila tidak terus diawasi bisa jadi mereka menemukan jati diri yang keliru. Para orang tua di himbau agar selalu mengawasi anak-anaknya pada fase ini karena pada fase ini lah yang disebut fase pembentukan.
Menjadi orang tua bukan lah sesuatu yang mudah, tapi dengan pengalaman dan tekad yang kuat dan cita-cita yang luhur untuk membentuk seorang anak mudah-mudahan akan membawa hasil yang baik pula. Semoga bermanfaat.