Posted by The Petromak on 25 Sep 2015
Kontroversi mengenai level pendidikan SMU dibandingkan lulusan Sarjana/Diploma sepertinya terus berlanjut dan sulit untuk dicari penyelesaiannya. Menurut saya tidak perlu meng-"kambing_hitam"-kan pendidikan, karena saya yakin setiap perusahaan memiliki strategi dan dasar pemikiran dalam masalah ini.
Latar belakang pendidikan tidak menentukan keahlian dan kompetensi seseorang dalam bidang tertentu, seorang lulusan SMU tentu dapat menduduki posisi manajer apabila seseorang tersebut memiliki kompetensi, begitu pula dengan lulusan sarjana.
Pada proses recruitment, experienced people mungkin dapat menjadi pembanding antara lulusan sarjana dengan lulusan SMU, tetapi hal itu tidak mutlak karena pengalamann dan skill adalah bersifat relatif, pengalaman seseorang di suatu tempat dapat menjadi tidak berguna di tempat yang lain. Saya rasa menetapkan standar SMA, Diploma atau Sarjana sejatinya tidak berdasarkan ambisi semata, hasil akumulasi dari proses yang terjadi setelah berurusan dengan berbagai level pendidikan dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk menyematkan suatu posisi pada calon karyawan.
Tidak salah apabila sebagian ada yang berpendapat lulusan sarjana masih banyak yang bodoh, sehingga bisa dibandingkan dengan lulusan SMU, namun perlu disadari bahwa ada juga sarjana yang pintar sehingga dengan kepintarannya itu membuat perusahaan semakin maju. There's must be a reason of each choice, melihat dari kebutuhan pada masing-masing posisi dan tanggung jawab pekerjaan.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa Lulusan SMU pasti bodoh juga tidak sepenuhnya benar, sering masyarakat dibuat takjub oleh lulusan SMU yang berhasil. Sebagai contoh, Houtman Zainal Arifin yang berangkat dari seorang Office Boy yang pada perkembangan karirnya menduduki posisi Vice President Citybank, Bahkan beliau pernah bekerja sebagai direksi di salah satu perusahaan swasta, komite audit BUMN serta seorang konsultan, penulis dan dosen pasca sarjana di salah satu universitas.
Artikel ini tidak bermaksud untuk melakukan pembelaan terhadap lulusan tertentu, keputusan sepenuhnya ada pada pihak perusahaan. Demi mengambil keputusan dengan bijaksana, perlu adanya rumusan yang tepat dalam hal memutuskan untuk mempekerjakan lulusan SMU atau Sarjana.